Notification

×

Iklan


Iklan




Netizen Berburu Video Lama Miftah Maulana Habiburrahman di Berbagai Medsos

Rabu, 11 Desember 2024 | 02:31 WIB Last Updated 2024-12-10T19:31:43Z
Tangkapan layar youtube dengan kata kunci Miftah Maulana Habiburrahman

KilasMalang.com - Media sosial tengah diramaikan oleh upaya netizen mencari video lama Miftah Maulana Habiburrahman, pendakwah yang sebelumnya akrab disapa Gus Miftah. Hal ini terjadi setelah viralnya video Miftah yang mengolok-olok penjual es teh saat mengisi sebuah tabligh akbar di Magelang. Penjual es teh bernama Sunhaji (37) justru mendapat simpati dan donasi melimpah dari publik, berbanding terbalik dengan komentar kekecewaan yang ditujukan kepada Miftah.


Kasus ini berbuntut panjang hingga Miftah akhirnya meminta maaf secara terbuka dan menyatakan pengunduran dirinya dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Namun, kisruh tidak berhenti di situ. Kini, netizen aktif berburu video lama dakwah Miftah di berbagai platform media sosial seperti YouTube dan TikTok.


Beberapa video yang kembali mencuat adalah saat Miftah mengolok-olok seniwati Yati Pesek serta penggunaan bahasa kasar dalam dakwahnya. Potongan-potongan video ini diunduh, disunting, dan diunggah ulang, menimbulkan diskusi panas di kalangan warganet. Konten semacam ini terus bermunculan berkat algoritma media sosial yang mendorong video serupa berdasarkan interaksi pengguna.


Arizal Firmansyah, pendiri Yayasan Indonesia Digital Merdeka, memberikan pandangannya terkait fenomena ini. "Sebenarnya dari Google Trends sudah terlihat bahwa pencarian terkait kata kunci 'Miftah' menurun. Namun, algoritma media sosial dan cookies yang melacak minat pengguna membuat konten terkait terus muncul. Hal ini ditambah oleh para kreator video yang memanfaatkan situasi untuk mendulang perhatian," ujarnya.


Arizal juga mengingatkan pentingnya bijak dalam bermedia sosial. "Fenomena ini bisa menjadi bumerang. Semoga tidak sampai menjadi 'ghibah dosa jariyah,' hehe," tambahnya dengan nada canda.


Kasus ini menjadi pelajaran bahwa jejak digital sulit dihapus sepenuhnya. Netizen diimbau untuk tetap bijak dalam berbagi dan mengonsumsi konten agar tidak terjebak dalam siklus perdebatan yang kurang produktif.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update