Tangkapan layar video perundungan antar pelajar SMP di Kota Malang yang viral di Medsos. |
Malang Kota, KilasMalang.com -- Aksi bullying atau perundungan yang dilakukan beberapa pelajar SMP viral di media sosial (Medsos). Menurut informasi yang diterima media ini, bahwa kejadian itu dilakukan oleh sejumlah siswa SMP Nasional, di Jalan S. Supriyadi, Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Aksi bullying terhadap pelajar itu terekam kamera CCTV di kawasan perumahan Janti Barat, Blok A, Sukun, Kota Malang, pada Jumat (1/3/2024) siang.
Peristiwa perundungan yang disertai kekerasan diketahui sekitar pukul 11.21 WIB. Tampak beberapa pelajar yang masih memakai seragam pramuka menggiring atau mengepung korban dan dari salah satu pelajar yang paling besar melakukan pemukulan hingga menendang korban sampai terjatuh .
Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdianto mengatakan, setelah mendapat berita terkait adanya bullying itu, Polsek Sukun langsung merespon cepat.
Polisi telah meminta keterangan dari korban, terduga pelaku dan saksi-saksi, yang ketiganya merupakan siswa SMP Nasional.
“Indentitas terduga pelaku yakni berinisial NDA (14), korban berinisial AUB (14) dan saksi berinisial MA (14). Semuanya kelas 7 di salah satu SMP di Malang,” ujar pria yang biasa disapa Yuris itu, Sabtu (2/3/2024).
Diungkapkan Yuris, dari beberapa keterangan, korban membenarkan telah terjadi pemukulan yang dilakukan oleh NDA terhadap AUB di TKP yang saat itu terjadi sekitr pukul 11.00 WIB. Ketika yang bersangkutan akan menunaikan Salat Jumat .
“Saat itu korban dihadang NDA untuk diminta klarifikasi terkait dengan adanya tuduhan yang dituduhkan oleh korban kepada pelaku. Akhirnya korban tidak menjawab, lalu terduga pelaku melakukan pemukulan,” jelasnya.
Yuris memberkan, korban mengalami dua kali pemukulan. Namun korban tidak sampai tersungkur, hanya membungkuk saja, karena merasakan kesakitan.
“Dari pemukulan itu, korban mengalami luka memar di bagian pipi sebelah kiri,” sambungnya
Yuris juga mengungkapkan, saat dipertemukan antara saksi, terduga pelaku dan korban di Polsek Sukun, aksi bullying itu dipicu karena masalah salah paham hingga berunjung cekcok.
“Cekcok salah paham saja. Jadi pelaku melakukan klarifikasi terhadap korban, kalau korban melakukan fitnah terhadap pelaku. Pelaku dituduh telah memukuli atau membully saudara M, tapi ternyata tidak benar. Hanya pemukulan, tapi pada saat itu sama-sama mau salat Jumat,” terang Ipda Yuris .
Ketiga pelajar ini sudah menjalani pemeriksaan, selanjutnya polisi tetap akan melakukan pengembangan penyelidikan terhadap saksi-saksi yang melihat.
“Namun karena ini semuanya masih di bawah umur, nantinya Polsek Sukun akan menyerahkan sepenuhnya kepada Unit PPA Polresta Malang Kota terkait kasus bullying ini,” ujarnya.
Kepala Sekolah SMP Nasional, Kukuh Windartono, membenarkan bahwa para korban dan pelaku tersebut adalah siswa dari SMP Nasional. Dan pihak sekolah akan melakukan evaluasi terhadal siswa-siswa tersebut, khususnya kepada terduga pelaku.
“Ini kami dalami, jadi siswa sudah disebutkan identitas dan lain-lain, sudah dipelajari oleh pihak kepolisian. Tentunya ini menjadi evaluasi kita semua. Dan, tentunya kami akan melakukan tindakan sesuai dengan ketentuan dari pihak sekolah. Sesuai dengan aturan yang ada di sekolah, akan dilakukan pembinaan secara individu kepada korban,” kata Kukuh .
Pihak sekolah juga akan mendatangkan orang tua untuk melakukan mediasi antar pihak dan tentunya akan melakukan pembinaan secara klasikal yang jangka panjangnya kepada seluruh siswa.
Terakhir, Kukuh mengatakan, peristiwa itu terjadi saat jam salat jumat. “Kebetulan fasilitas sekolah kami belum ada masjid, sehingga salatnya di masjid luar sekolah. Dan bukan jam pulang sekolah,” pungkasnya. (Mt)