KilasMalang.com - Seorang pelajar SMPN 1 Kepanjen berinisial MV menjadi korban penganiayaan sesama pelajar di sekolahnya. Ironisnya, pelaku pengeroyokan ini lebih dari dua orang.
Kekerasan fisik terhadap siswa baru ini terjadi sekitar 24 September 2021 kemarin. MV yang saat ini menginjak kelas 7I itu mengaku dikeroyok kakak kelasnya berinisial F dan A serta teman lainnya.
Akibat kekerasan itu, MV mengalami luka memar dan lebam di bagian wajah dan kepala. Orang tua korban sempat kaget melihat kondisi sang anak. Tak terima atas kejadian ini, korban didampingi kedua orang tuanya akan mengadukan hal ini ke polisi.
"Awalnya anak saya berniat menyelamatkan temannya yang saat itu sedang di buli, bukan malah damai justru anak saya jadi sasaran," kata orang tua korban, Isat kepada wartawan, Rabu (27/10/2021).
Isat menceritakan awal bermula saat anaknya mendapati temannya bernama Lana sedang di palak kakak kelasnya. Namun karena tidak terima, ia mencoba untuk melerai yang akhirnya berujung sasaran.
"Sesaat kejadian, anak saya langsung di ajak ke WC oleh pelaku kemudian sepulang sekolah tiba-tiba diberhentikan oleh yang bersangkutan bersama teman-temannya hingga akhirnya dipukuli," ungkapnya.
Beruntung, saat sedang dipukuli, masih kata Isat, terdapat orang melintas sembari mengklakson sehingga pengeroyokan terhadap anaknya berhenti seketika.
"Pasca adanya orang melintas pun kemudian anak saya berhasil melarikan diri. Sesampai rumah lantas kemudian mengeluh pusing dan menceritakan kejadian tersebut," tutur Isat.
Akibat kejadian, dirinya berharap proses hukum dapat ditegakkan. Menurutnya, pihak sekolah harus bersikap tegas dan memberikan sanksi terhadap pelaku agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
"Sudah berkali-kali pihak sekolah kami hubungi, tapi responnya seakan meremehkan bahkan hingga detik ini belum ada penindakan," sambungnya.
Sementara itu, ditempat yang terpisah Kepala Sekolah SMPN 1 Kepanjen Suprianto membenarkan adanya insiden bullying yang dilakukan siswanya. Menurutnya, pihak sekolah telah melakukan penindakan.
Ia menjelaskan, jika pelaku bullying tengah diberikan sanksi berupa bersih-bersih kelas dan tambahan belajar. Bahkan sesaat kejadian ia memerintahkan lima guru untuk mengunjungi kediaman korban.
Tidak hanya itu dirinya juga menjelaskan, jika dengan penerapan sanksi tersebut ia menjamin bahwa pelaku tidak akan mengulangi perbuatannya kembali.
"Seketika kejadian lima guru sudah ke rumah korban, orang korban pelaku juga sudah meminta maaf dan jika ada kerugian siap membantu," ujar Suprianto.
Untuk diketahui, orang tua korban merasa tidak puas dengan sikap dan sanksi yang diberikan pihak sekolah. Sebab menurutnya, sanksi yang diberikan jauh dan tidak seimbang dengan dampak yang dialami anaknya. (Sofyan/Ivan)