Proyek Malang Heritage senilai 23 Miliar rupiah akhirnya selesai juga. Jalan Basuki Rahmat Kota Malang sudah dibuka. Namun, banyak netizen kecewa lantaran ternyata dari foto-foto dan video yang beredar, juga beberapa orang telah berkunjung langsung ke lokasi hari ini melihat hasil pembangunan jauh dari yang diharapkan, yang kabarnya mencontoh pembangunan jalan di kota wisata Yogyakarta.
Kekecewaan netizen ini disampaikan di media sosial faceboook. Telah lewat di beranda dari grup-grup facebook bertema Kota Malang, maupun dari postingan profil facebook, kekecewaan netizen tentang Malang Heritage ini.
Mereka menilai pemandangan yang didapatkan tidak seindah ekspektasi (harapan, red). Pemandangan yang dimaksud tidak adanya bangunan tugu atau patung atau tanaman hias atau ornamen-ornamen hiasan di tepi atau di tengah jalan yang diharapkan.
Ditambah semrawutnya kabel-kabel seperti foto di bawah ini. Kabel-kabel tersebut ternyata tidak dipindah untuk ditanam seperti halnya di Yogyakarta. Sehingga semrawutnya kabel-kabel ini dinilai masih merusak pemandangan.
Ada juga netizen yang membandingkan dengan pavingisasi batu andesit yang ada dengan kawasan Sawojajar dahulu. Dulu kawasan Sawojajar terkenal dengan wilayah jalan raya paving. Namun, kini telah diaspal karena aspal dinilai lebih tahan lama dibanding batuan, apalagi untuk traffict kendaraan yang tinggi.
Namun, tidak semua dari netizen kecewa. Ada beberapa yang masih mensupport dan memberi kesempatan, lantaran beredar kabar pembangunan masih belum rampung 100%.
Semoga kedepan, Malang Heritage betul-betul akan ada perubahan yang lebih baik. Dan, semoga saja perbaikan terus dilakukan untuk mengobati kekecewaan masyarakat, khususnya Warga Kota Malang. Pertanggungjawaban proyek bernilai 23 milliar rupiah ini juga terus ditunggu masyarakat, terutama soal transparansi anggaran.
